Sabtu, 21 Mei 2011

Study of Indonesian Structural Transformation using the Input Output Framework 1971-2008


Stabilisasi dan liberalisasi ekonomi pada akhir dekade 1960-an terbukti merupakan titik awal bagi pembangunan ekonomi dan industri. Pergeseran kepemimpinan nasional dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto pada tahun 1966 membuka cakrawala baru bagi Indonesia dalam bidang politik dan ekonomi (Weinstein 1976). Pembangunan ekonomi yang lebih serius dan terencana dengan baik  di Indonesia baru dimulai sejak awal pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun pertama (Repelita I) tahun 1969 dan prosesnya berjalan mulus sejak itu hingga terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998. Upaya stabilisasi dan rehabilitasi dilakukan dalam semangat desentralisasi dan detatisme untuk mengatasi kondisi ekonomi yang buruk pada akhir masa orde lama. Perubahan struktur PDB merupakan akibat dari industrialisasi di Indonesia (Kuncoro 2007).
Proses industrialisasi di Indonesia telah dimulai sejak akhir tahun 1980 (Dasril 1993), dan berdasarkan kriteria United Nation Industrial Development Organization sampai dengan tahun 2008 Indonesia termasuk kedalam kategori negara semi industri. Pertanyaannya adalah apakah benar telah terjadi perubahan struktural yang mendasar dalam perekonomian Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi? Apakah model input-output cukup akurat jika digunakan dalam perencanaan ekonomi? Bagaimana peran sektoral dalam proses transformasi struktural perekonomian Indonesia? Sektor ekonomi apa yang memiliki keterkaitan antarsektor yang tinggi dan menjadi kunci dalam perekonomian Indonesia? Fakta terjadinya deindustrialisasi negatif pada perekonomian Indonesia memunculkan pertanyaan, apakah stategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia telah berbasis sumberdaya? Apakah transformasi perekonomian Indonesia sebaik transformasi negara berkembang lainnya? Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian empirik terhadap perubahan struktur perekonomian (economic landscape) di Indonesia dalam kerangka model input output (IO) selama kurun waktu 1971 sampai dengan 2008.
Penelitian dilakukan dengan menelaah Tabel IO Indonesia yang bersumber dari BPS meliputi data tahun 1971, 1975, 1980, 1985, 1990, 1995, 2000, 2005 dan 2008. Sektor-sektor dalam runtun data IO diagregasikan secara seragam (common set) menjadi 66 sektor mengacu pada klasifikasi Tabel IO Tahun 2008 (updating 2005). Model IO digunakan untuk menjawab beberapa tujuan penelitian. Analisis perubahan teknis dilakukan dengan cara meregresikan koefisien teknis input output periode (n+1) terhadap koefisien teknis input output periode ke-n. Model persamaan X = (I-A)-1×F yang diturunkan dari matriks kebalikan Leontief untuk menguji apakah koefisien teknis input output yang diprediksi dari (I-A)-1 tahun ke-n mempunyai kekuatan peramalan yang baik sampai satu periode kedepan (n+1), dilakukan dengan mensubstitusikan data permintaan akhir (F) tahun (n+1) kedalam persamaan sehingga diperoleh data total output (X) untuk tahun (n+1) hasil peramalan. Matriks pengganda output (Multiplier Product Matrix) disajikan dalam grafik tiga dimensi untuk memvisualisasikan struktur perekonomian.
Deviasi hasil estimasi total output dengan uji matriks Leontief  memiliki kecenderungan over estimate untuk setiap periode. Hal ini disebabkan oleh adanya deviasi yang terlalu tinggi (outlier) pada beberapa sektor, antara lain sektor “tanaman bahan makanan lainnya (6)”, “hasil tanaman serat (15)”, “industri kimia (40)”, “industri dasar besi dan baja (45)”, industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik (48)” dan sektor “lain-lain (66)”. Keenam sektor sebagaimana tersebut memiliki deviasi yang sangat tinggi hampir disetiap periode. Deviasi total tertinggi terjadi pada tahun 1990 sebesar 19,33 persen dengan rata-rata 11 persen perperiode. Tidak terjadi perubahan teknis yang signifikan antara satu periode ke periode berikutnya, terindikasi dari hasil uji regresi koefisien teknis xij*=a+bxij dengan hipotesis a=0 dan b=1.
Terdapat 20 (dua puluh) sektor yang menjadi sektor kunci dalam dinamika proses perubahan struktur perekonomian Indonesia selama periode pengamatan, namun tidak satupun sektor primer pernah menjadi sektor kunci. Selama periode analisis terdapat 5 (lima) sektor yang mengolah hasil pertanian yang bisa disebut sebagai sektor kunci antara lain; sektor “industri minyak dan lemak (28)”, “industri makanan lainnya (32)”, “industri tekstil, pakaian dan kulit (36)”, “industri bambu, kayu dan rotan (37)” dan “industri kertas, barang dari kertas dan karton (38)”. Sektor industri lain yang menjadi sektor kunci adalah “industri pupuk dan pestisida (39)”, “industri kimia (40)”, “pengilangan minyak bumi (41)” serta “industri barang karet dan plastik (42)”. Beberapa industri berat yang menjadi sektor kunci adalah sektor “industri dasar besi dan baja (45)”, “industri logam dasar bukan besi (46)”, “industri barang dari logam (47)”, “industri mesin, alat dan perlengkapan listrik (48)” serta sektor “industri alat angkutan dan perbaikannya (49)”. Sektor “listrik, gas dan air (51)” dan sektor “bangunan (52)” adalah dua sektor yang selalu menjadi sektor kunci disepanjang periode analisis. Sektor tersier yang pernah menjadi sektor kunci antara lain adalah sektor “perdagangan (53)”, “jasa lainnya (65)”, “restoran dan hotel (54)” serta sektor “angkutan darat (56)”.
Berdasarkan visualisasi perubahan lanskap ekonomi, peningkatan peranan yang terjadi antara lain terkait dengan dua sektor primer yaitu ”pertambangan batubara dan biji logam (24)” dan ”pertambangan minyak, gas dan panas bumi (25)”. Peningkatan ini juga terkait dengan sektor ”industri pupuk dan pestisida (39)”, ”industri kimia (40)”, ”pengilangan minyak (41)” dan ”industri alat-alat dan perlengkapan listrik (48)”. Sektor tersier yang terkait dengan peningkatan peranan adalah sektor ”lembaga keuangan (61)” dan ”usaha persewaan bangunan dan jasa perusahaan (62)”. Penurunan peranan antara lain terlihat pada beberapa sel yang terkait dengan sektor ”padi (1)”, ”perdagangan (53)”, ”angkutan darat (56)” dan ”lain-lain yang tidak jelas batasannya (66)”.
Transformasi struktur perekonomian Indonesia jika dibandingkan dengan proses perubahan struktur perekonomian yang terjadi pada negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China)  dalam jangka waktu sekitar 40 tahun menunjukkan pola yang berbeda. Pergeseran struktur GDP negara-negara BRIC diawali pergeseran peran sektor pertanian oleh sektor industri yang selanjutya diikuti peningkatan peran sektor jasa. Pergeseran struktur yang terjadi di Indonesia diawali pada kondisi dimana sektor jasa telah mendominasi perekonomian, selanjutnya terjadi peningkatan peran sektor industri menggeser sektor pertanian dan akhirnya mendominasi perekonomian. Perkembangan struktur tenaga kerja di Indonesia menunjukkan pola yang tidak biasa (unusual pattern) dan bertentangan dengan teori perkembangan tenaga kerja. Tinjauan tentang tingkat produktifitas tenaga kerja memberikan justifikasi kesimpulan atas apa yang terjadi bahwa sebenarnya tenaga kerja yang bergeser dari sektor pertanian tidak beralih ke sektor yang produktifitasnya lebih tinggi.
Daya penyebaran yang tinggi pada sektor-sektor sekunder tidak diikuti derajat kepekaan yang tinggi pada sektor-sektor primer mengindikasikan tidak adanya link and match antara industri yang dibangun dengan sumber bahan baku yang tersedia. Strategi industrialisasi yang kurang tepat menyebabkan proses deindustrialisasi di Indonesia berjalan tidak alami dan cenderung negatif. Kebijakan industrialisasi sebaiknya mempertimbangkan link and match antara industri yang dibangun dengan sumber bahan baku yang tersedia. Seiring perjalanan waktu seharusnya terjadi konvergensi tingkat produktifitas pada keseluruhan sektor walaupun pada awalnya produktifitas tenaga kerja sektor jasa memang tertinggi dibanding sektor industri dan pertanian. Peningkatan produktivitas sektor primer memerlukan dukungan teknologi dan jaminan ketersediaan input dalam proses produksinya.
best paper award JIEB FEB UGM 

buku ketiga

Analisi model Input Output (IO) memusatkan perhatian pada perekonomian dalam sebuah kondisi ekuilibirium dan model ini merupakan varian terb...