Pembangunan manusia
telah menjadi sebuah paradigma baru pembangunan ekonomi yang digagas UNDP sejak
1990-an. Menurut UNDP, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar
pilihan-pilihan bagi manusia (“a procces
of enlarging people’s choice”). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran
kinerja pemerintah daerah menjadi instrument kebijakan fiskal dalam
pengalokasian DAU oleh pemerintah pusat. Terlepas dari segala keterbatasannya,
IPM merupakan sebuah indeks komposit yang menggagregasikan tiga dimensi
pencapaian pembangunan. Dimensi yang dimaksud adalah dimensi “kesehatan,
pendidikan dan standar hidup layak”. Konsep pembangunan manusia
sesungguhnya jauh lebih luas dari sekedar IPM atau berbagai indeks-indeks
komposit lainnya, karena masih banyak dimensi dari pembangunan manusia yang
tidak dapat diukur secara kuantitatif. Data terakhir BPS
menunjukkan bahwa Provinsi Jambi berada pada peringkat ke-13 dari 34 provinsi, sebuah
pencapaian yang relatif baik.
Besaran angka IPM
Provinsi Jambi tahun 2013 adalah 74,35. Namun jika dilihat pada level kabupaten
(selain kota) hanya terdapat satu kabupaten yang angka IPM nya diatas angka
provinsi. Sebuah kota sangatlah wajar jika lebih berhasil dalam pembangunan
manusia mengingat ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas yang relatif lebih
baik. Fenomena menarik dari kabupaten Kerinci dengan angka IPM-nya tidak lepas
dari kultur masyarakat yang sangat peduli dengan pendidikan sebagai sebuah
investasi untuk masa depan. Meskipun untuk menuntut ilmu mereka harus merantau,
namun semangat membangun kampung halaman telah terpatri. Hasilnya terlihat nyata, Kerinci telah berada
jauh didepan dan mengharuskan daerah lain memacu kecepatan untuk mengejar
ketertinggalan.
Kabupaten Batang Hari
merupakan sebuah daerah otonom yang usianya bahkan lebih tua dari usia provinsi
Jambi, sehingga telah lebih dulu bergerak maju dibanding daerah lain.
Keberadaannya di depan semakin terancam dan dibayang-bayangi daerah lain yang
terus memacu kecepatan. Bukan tidak mungkin jika tidak ada upaya terobosan
untuk memacu percepatan maka daerah ini akan ditinggalkan dibelakang
perlintasan.
publish@mediajambi
publish@mediajambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar