Pengalaman
menunjukkan bahwa mempertahankan suatu prestasi jauh lebih sulit ketimbang
meraihnya. Bertahan pada kisaran 5 persen selama kurun waktu lebih dari 5 tahun
terakhir dalam hal kinerja positif perekonomian yang direpresentasikan oleh
laju pertumbuhan ekonomi, menjadikan Bengkulu seolah “tumbuh seiring” dengan
kinerja perekonomian nasional. Tentu saja terdapat perbedaan antar keduanya,
setidaknya jika dilihat dari struktur komponen penyusunnya. Riap tumbuh masing
masing sektor yang juga beragam, memperlihatkan sumber pertumbuhan (source
of growth) perekonomian Bengkulu relatif berbeda dengan perekonomian
nasional. Perdagangan (besar, eceran dan reparasi kendaraan) merupakan sumber pertumbuhan
utama, selain sektor Pertanian (include; Perikanan & Kehutanan) dan
sektor Administrasi Pemerintahan, ini jika dilihat dari sisi produksi (production
approach). Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran (expenditure
approach), Konsumsi (terutama rumahtangga) merupakan sumber pertumbuhan
utama. Sedangkan perekonomian nasional didorong oleh Industri Manufaktur
sebagai mesin pertumbuhan sisi produksi dan Pembentukan Modal Tetap Bruto di
sisi pengeluaran.
Skema tujuan
pembangunan berkelanjutan (social development goal’s) setidaknya
memposisikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagai sebuah “syarat cukup”
keberlangsungan pembangunan. Mesin pertumbuhan (engine of growth) yang
menjamin keberlanjutan setidaknya harus berdampak ganda (multiplier effect),
menyerap output sektor lain sebagai input (backward) sekaligus menjadi
input bagi sektor lain (forward). Tumbuhnya perekonomian yang bukan
sekedar tumbuh, butuh semaian bibit unggul perencanaan, pupuk penganggaran yang
pas, siraman air akuntabilitas dan curahan sinar mentari pengawasan.
Kinerja positif
perekonomian Bengkulu setidaknya juga didukung oleh terkendalinya inflasi,
tingkat pengangguran yang rendah, nilai tukar petani yang membaik serta tren
kemisikinan yang cenderung terus menurun. Indikator tersebut menggambarkan
kondisi makro ekonomi yang relatif baik. Jika hal ini terkategori baik, apakah
mungkin bisa menjadi lebih baik (lagi) ? Data history dalam sebuah “sistem”
yang sedang terjadi, dapat digunakan untuk membangun sebuah model matematis
dalam menyederhanakan permasalahan. Model tersebut akan menjawab keraguan
pernyatan ilmiah (hypothesis) bahwa “Bengkulu bisa lebih baik lagi”.
Statistisi
mengukur tingkat kepercayaan untuk menjawab keragu-raguan hypothesis dalam
sebuah selang kepercayaan (confidence interval) mendekati nilai 100
persen. Pada akhirnya dalam pengambilan keputusan terhadap keraguan akan sebuah
hypothesis tetap akan mengandung unsur kesalahan. Kesalahan yang mungkin
dapat terjadi terbagi kedalam dua type kesalahan. Kesalahan jenis
pertama adalah ketika ternyata keputusan yang diambil adalah “menolak
pernyataan yang benar”. Misal dinyatakan bahwa Bengkulu bisa lebih baik lagi, tapi
kita menolak pernyataan tersebut (base on data history) padahal memang
seharusnya bisa lebih baik. Kesalahan jenis yang lain adalah ketika keputusan
yang diambil adalah menerima pernyataan yang salah. Dalam hal ini dapat
dimisalkan bahwa pernyataan Bengkulu bisa lebih baik lagi, kita terima (base
on data history) padahal ternyata tidak bisa lebih baik. Menolak sebuah
kebenaran dan atau menerima suatu ketidakbenaran, sama-sama merupakan sebuah
kesalahan. Dalam keseharian, kita tentu tahu mana yang lebih sering terjadi.
Data dengan series
yang panjang sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah model ekonomi, menyusun
strategi, merekayasa struktur perekonomian dalam pencapaian tujuan. Mencatat
apapun, menumbuhkembangkan bank data, merepresentasikan keutuhan perubahan dari
masa ke masa. Data yang mencerdaskan bangsa mengedepankan kejujuran sebagai
panglima, mengakui kemungkinan kesalahan untuk menjadi koreksi. Sekali lagi
mari mencermati tanya, “bisakah Bengkulu lebih baik (lagi) ?” Jika kita
punya data akurat, tentu jawabnya kita dapat. Mari membiasakan diri untuk
mencatat. Bengkulu adalah bagian penting sejarah Indonesia. Mencatat Bengkulu,
Mencatat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar